Sabtu, 28 Agustus 2010

Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang

PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TULANG



Terlepas dari dimana tulang akan tumbuh, tulang berkembang dari jaringan ikat yang telah ada sebelumnya, dikenal adanya 2 macam pertumbuhan tulang dimana keduanya tergantung pada sel-sel khusus pembentuk tulang, meskipun kondisinya berbeda.

1. Osifikasi Intramembranous
Istilah ini timbul karena mesenkim, yang mengitari tulang terbentuk, membentuk lapis atau membran.
Dinding tulang tengkorak berkembang menurut pola (osifikasi intramembranous). Pada embrio, situs ini berisi sel mesenkim yang saling berhubungan melalui penjuluran sel. Setelah terjadi invasi kapiler di daerah tersebut, sel-sel mesenkim mulai mengambil bentuk bulat, penjuluran sitoplasmanya menebal. Sel mesenkim ini disebut osteoblas, yaitu sel pembentuk tulang. Osteoblas selanjutnya mensintesis serta mensekresi matriks organ yang penting untuk proses mineralisasi. Bahkan organik utama yang dihasilkan oleh osteoblas adalah serabut kolagen dan bahan selebihnya dari matriks. Pada awal proses osifikasi intramembranous, osteoblas dikitari oleh pengapuran matriks yang belum sempurna, disebut jaringan osteoid. Dalam jaringan osteoid, fibril kolagen sudah tampak jelas. Secara bertahap unsure osteoid bertambah dan bertambah pula proses pengapuran atau mineralisasinya. Akibatnya osteoblas lalu terkurung dalam lacuna dan menjadi osteosit. Sel yang lain meneruskan sekresi osteoid untuk perkembangan selanjutnya. Tulang yang mula-mula berbentuk kecil di tengah mesenkim, disebut sebagai pusat tulang (center of ossification), seterusnya beradiasi dan akhirnya bertemu dengan pengembangan pusat tulang tetangganya, spikula, membentuk trabekula. Tulang yang terbentuk ini disebut trabekula tulang (trabecular spongi atau cancellous bone).
Osteoblas berbentuk bulat, memiliki sitoplasma yang bersifat basofil dengan banyak rER dan apparatus golgi jelas. Penjuluran sitoplasma panjang mengandung filament aktin. Sejak osteoblas melakukan sintesis dan sekresi matriks organ, terjadi kuncup plasmolema, disebut gelembung matriks, di sepanjang pinggir sel dan dapat lepas. Gelembung matriks yang lepas mengandung lipid, akumulasi ion kalsium dan memiliki aktivitas fosfatase basa. Semua ini diperlukan untuk mempertahankan proses mineralisasi.

SUBSTANSIA PADAT
Sejak trabekula tulang memanjang dan melebar dengan terbentuknya lamel baru, mesenkim digantikan oleh unsure tulang. Pengembangan ini menghasilkan tulang yang kompak atau padat.
Kelancaran serta efisiensi transport nutrisi kepada osteosit ditingkatkan dengan terbentuknya rongga atau saluran yang berisi pembuluh darah. Dalam trabekula tulang (cancellous bone), ruang antar trabekula diisi oleh pembuluh darah. Karenanya bila tulang menjadi padat, pembuluh darah dan unsur mesenkim dikitari oleh lamel tulang. Pembuluh darah sentral ini mensuplai nutrisi kepada osteosit melalui kanalikuli.

PENYERAPAN
Penyerapan tulang selalu diiringi oleh proses pembentukan tulang, sehingga dalam trabekula tulang yang baru terbentuk seiring tampak adanya sel raksasa berinti banyak yang disebut osteoklas yang terdapat pada permukaan. Aktivitas penyerapan tulang oleh osteoklas dipengaruhi oleh hormone paratiroid.
Osteoklas diduga berasal dari monosit darah yang masuk daerah pembentukan tulang melalui kapiler (diapedesis) pada awal osteogenesis. Beberapa monosit dapat bergabung, untuk osteoklas berdiameter 40-70 μm dengan inti 15-30 buah, tampak di daerah erosi tulang (erotion lacunae, Howship lacunae).
Ada empat daerah sitoplasma yang penting berperan dalam penyerapan tulang. Daerah paling luar disebut ruffle border, karena plasmalema membentuk banyak mikrovili panjang dan menembus permukaan tulang. Daerah di bawahnya disebut daerah cerah (clear zone) yang mengandung banyak filament aktin. Daerah ketiga berisi gelembung yang memiliki selaput tipis yang berasal dari mikrovili. Daerah keempat disebut daerah basal (basal zone), yaitu daerah paling dalam yang berisi inti, mitokondria, rER, dan apparatus golgi. Enzim hidrolitik yang dilepas oleh osteoklas lewat mikrovili, mencerna bahan organic bukan kolagen dari matriks, dan meninggalkan fibril kolagen cukup lama. Akhirnya enzim proteolitik mencerna sisa kolagen.

2. Osifikasi Intrakartilagenous (Osifikasi Endokondral)
Pembentukan tulang yang terlebih dahulu melalui model tulang rawan ( tulang rawan miniatur ) disebut dengan osifikasi intrakartilagenous. Pada proses ini terjadi pengapuran tulang rawan yang selanjutnya diserap dan digantikan oleh tulang.
Osifikasi ini terjadi pada tulang-tulang pipa ( panjang ), kolumna vertebralis, dan basis tengkorak. Mula-mula terbentuk model tulang rawan hialin yang kemudian digantikan dengan tulang rawan fetus.

PUSAT OSIFIKASI PRIMER
Mula-mula diawali dengan terbentuknya model tulang rawan hialin (miniature tulang) yang berkembang ke arah melebar dan memanjang, sampai bentuk ideal terjadi. Mula-mula kondrosit di tengah-tengah berkembang dan membesar (hipertropi), sehingga matriks sangat menipis. Akibat hipertrofi kondrosit dan menipisnya matriks, seperti halnya dengan osteoblas yang meningkatkan proses mineralisasi. Peristiwa ini berakibat menghalangi kondrosit mendapat nutrisi secara cukup, sehingga terjadi proses degenerasi yang berakhir dengan kematian. Matriks antar sel membuat lubang dengan dinding berkapur yang merupakan bekas lacuna yang tadinya berisi kondrosit atau kelopak isogen.
Pada saat yang bersamaan perikondrium disusupi kapiler secara intensif yang mengubah lingkungan lapis kondrogenik. Sel-sel di daerah ini berubah menjadi oseoblas membentuk tulang tipis mengitari bagian tengah tulang rawan miniature untuk memberikan kekuatan pada tulang rawan yang berdegenerasi. Tulang ini disebut manset tulang (periosteal band atau bony collar). Manset telang terbentuk pada proses osifikasi intramembranous dan perikondrium kini disebut periosteum. Petensi osteogenik sangat ditunjang dengan adanya vaskularisasi yang meningkat pada lapis dalam perikondrium pada pembentukan osteoblas. Peristiwa ini cukup jelas pada proses penyembuhan patah tulang (fracture) dimana tulang rawan terbentuk tanpa ada pembuluh darah. Secara berangsur-angsur tulang rawan diserap dan digantikan dan digantikan oleh tulang sejati, setelah didahului adanya vaskularisasi yang meningkat di daerah tersebut.
Setelah manset tulang terbentuk mengitari bagian tengah miniatur tulang rawan, pembuluh darah dari periosteum menyusup masuk ke dalam daerah dimana sel-sel tulang rawan berdegenerasi, sehingga terjadi kenaikan kadar oksigen. Perisit, sel-sel osteogenik dari perikondrium, dan mesenkim asli menyertai masuknya pembuluh darah tersebut, semua ini disebut putik periost (periosteal buds). Bila putik periost mencapai bagian tengah tulang rawan miniature, pusat osifikasi primer (primary center of ossification) terjadi. Pengaruh faktor induktif pembentukan tulang dalam plasma darah, perisit dan sel-sel osteogenik yang menyertai kapiler, berdiferensiasi menjadi osteoblas. Kelompok osteoblas yang mengitari tulang rawan yang telah berkapur mulai mengadakan sintesis serta menghasilkan osteosid yang kemudian disusul dengan proses mineralisasi. Aktivitas osteoblastik berlanjut sampai terbentuk bingkai tulang mengitari sisa tulang rawan berkapur yang nantinya akan habis diserap.
Sementara pusat osifikasi primer terbentuk, ujung-ujung tulang rawan miniatur berproliferasi dengan pola interstisial, sehingga terjadi pertumbuhan memanjang (pertumbuhan primer). Pembuluh darah pad pusat osifikasi primer terus menerobos kea rah ujung tulang (epifise) sambil terjadi proses penyerapan tulang rawan berkapur. Di lain pihak perikondrium terus membentuk tulang manset di daerah tepi, sehingga tulang rawan berkapur tidak lagi diperlukan sebagai penunjang, dan selanjutnya diserap oleh osteoblas. Akhirnya terjadi rongga yang diisi sumsum primer yang berasal dari putik periost yang dibawa masuk. Rongga berisi sumsum primer nantinya berkembang menjadi sumsum dengan potensi hemopietik tinggi.

PUSAT OSIFIKASI SEKUNDER
Daerah epifise sekunder pipa memiliki pusat osifikasi yang disebut pusat sekunder (secondary centers). Tulang rawan epifise hewan yang baru lahir berbeda dengan tulang rawan hialin dewasa yang bebas dari pembuluh darah, yang justru berisi saluran yang mengandung pembuluh darah dan bahkan saraf, yang ditunjang jaringan ikat. Saluran ini berasal dari perikondrium yang melebar di daerah epifise untuk mengirim nutrisi ke daerah tersebut. Mereka tidak sampai daerah cakram epifise. Arteriol dalam saluran ini berakhir membentuk glomerulus dan asal tempat osifikasi berupa banyak petak yang berbatasan dengan glomerulus. Bila osifikasi mulai, kondrosit dekat glomeruli berdegenerasi dan matriksnya berkapur. Proses ini diikuti lapis hipertrofi serta pembelahan kondrosit. Jadi daerah ini menunjukkan pertumbuhan dari cakram epifise atau physis. Karena saluran dalam tulang rawan berhubungan dengan perikondrium, sel-sel ini memiliki potensi osteogenik. Selanjutnya petak-petak osifikasi bergabung membentuk pusat osifikasi sekunder yang nantinya membentuk tulang spons (spongy bone) pada epifise.
Proses osifikasi tidak menggantikan seluruh tulang rawan epifise. Permukaan persendian dan cakram epifise tetap utuh membatasi diafase dan epifase. Pada hewan peliharaan, fisik tetap dipertahankan sampai pubertas tercapai, kemudian secara bertahap hilang digantikan dengan tulang.

Selasa, 08 Juni 2010

KELENJAR-KELENJAR PENGHASIL HORMON DAN FUNGSINYA
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin' karena
tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.
Kelenjar endokrin (endocrine gland) terdiri dari (1) kelenjar Hipotalamus, (2) hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary gland) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak; (3) thymus, (4) kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan; (5) kelenjar paratiroid (parathyroid gland) dekat kelenjar tiroid; (6) kelenjar suprarenal (suprarenalgland) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan; (7) pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas; (8) kelenjar kelamin (gonad)laki-laki di testis dan indung telur pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon.

1. KELENJAR HIPOTALAMUS
Hipotalamus adalah pemimpin umum sistem hormon; ia memiliki tugas penting memastikan kemantapan dalam tubuh manusia. Setiap saat, hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dan dari dalam tubuh. Setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapa fungsi, seperti menjaga kemantapan suhu tubuh, mengendalikan tekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan pola tidur yang tepat.
Hipotalamus terletak langsung di bawah otak dan ukurannya sebesar biji kenari. Sejumlah besar informasi sehubungan dengan keadaan tubuh dikirim ke hipotalamus. Informasi ini disampaikan ke sana dari setiap titik dalam tubuh, termasuk pusat indra dalam otak. Kemudian hipotalamus menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan tindakan yang mesti diambil dan perubahan yang harus dibuat dalam tubuh, serta membuat sel-sel tertentu menjalankan keputusannya.
Hal mendasar yang harus diperhatikan di sini adalah: hipotalamus itu sebuah organ yang terdiri dari sel-sel tak sadar. Suatu sel tak mengetahui berapa lama manusia harus tidur; ia tak dapat menghitung berapa seharusnya suhu tubuh. Sel tak dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan informasi yang ada, dan tak dapat membuat sel lain yang berjauhan letaknya dalam tubuh menjalankan keputusan itu. Namun, sel-sel dalam hipotalamus bertindak dalam cara yang luar biasa sadar demi menjamin bahwa keseimbangan yang dibutuhkan dalam tubuh terjaga. Pada halaman-halaman selanjutnya, kita akan menelaah secara rinci kegiatan luar biasa yang diperlihatkan oleh sel-sel tak sadar ini.
Salah satu fungsi terpenting hipotalamus adalah menjembatani sistem hormon dan sistem lain yang mengatur dan memelihara tubuh yaitu sistem syaraf. Hipotalamus bukan saja mengatur sistem hormon, namun juga sistem syaraf dengan tingkat keahlian yang tinggi.
Hipotalamus memiliki pembantu yang sangat penting dalam perannya mengatur tubuh; pembantu ini menyampaikan kepada bagian-bagian tubuh tertentu tentang keputusan yang telah diambil. Misalnya, ketika terjadi penurunan tiba-tiba tekanan darah, potongan-potongan informasi dikirimkan, dan mengabari hipotalamus tentang perubahan tekanan ini; lalu hipotalamus memutuskan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk menaikkannya dan menyampaikan keputusannya kepada pembantu-pembantunya.
Untuk menjalankan keputusan, pembantunya mengetahui sel-sel yang mana yang harus menerima perintah itu. Ia menulis pesan-pesan dalam bahasa yang dimengerti sel-sel ini dan segera menyampaikan segenap pesan itu. Sel-sel tujuan mematuhi perintah yang diterima dan melakukan tindakan yang tepat untuk menaikkan tekanan darah.
Pembantu hipotalamus adalah kelenjar pituitari, yang juga berpengaruh amat penting dalam sistem hormonal.
Antara kelenjar hipotalamus dan pituitari terdapat sistem komunikasi yang mengagumkan. Kedua potong daging ini sebenarnya berkomunikasi bagai dua manusia yang sadar. Hipotalamus memiliki kendali menyeluruh atas kelenjar pituitari dan pelepasan penting beberapa hormon.
Misalnya, hipotalamus seorang anak dalam masa perkembangan mengirim pesan ke kelenjar pituitari dengan perintah, “lepaskan hormon pertumbuhan” dan kelenjar pituitari lalu melepaskan hormon pertumbuhan tepat seperti yang dibutuhkan.
Sesuatu yang mirip terjadi saat sel-sel tubuh harus bekerja lebih cepat; di sini terdapat dua tingkat komando. Hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari yang pada gilirannya meneruskan perintah itu ke kelenjar tiroid. Kelenjar pituitari melepaskan hormon tiroid dalam jumlah yang tepat dan sel-sel tubuh mulai bekerja lebih cepat.
Saat kelenjar adrenal (yang menghasilkan beberapa hormon yang sangat penting) harus diaktifkan atau organ reproduksi harus menghasilkan hormon-hormonnya, hipotalamus lagi-lagi mengirimkan pesan ke kelenjar pituitari, yang mengarahkan pesan itu ke daerah yang sesuai dan memastikan bahwa hormon-hormon yang dibutuhkan di bagian tubuh itu dilepaskan.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus untuk mengatur kelenjar pituitari antara lain:
Hormon pelepas hormon pertumbuhan
Hormon pelepas tirotropin
Hormon pelepas kortikotropin
Hormon pelepas gonadotropin
Dalam beberapa hal, untuk ikut serta dalam kegiatan sel, hipotalamus menggunakan dua hormon yang dihasilkannya sendiri. Untuk menyimpan hormon-hormon ini, hipotalamus lebih dulu mengirimkannya ke kelenjar pituitari, kemudian, saat dibutuhkan, memastikan bahwa hormon-hormon ini dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Hormon-hormon tersebut adalah:
• Vasopresin (sebuah hormon antidiuretik, yaitu hormon penahan air)
• Oksitosin
Kedua molekul hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus ini sangat kecil. Salah satunya hanya sebesar tiga asam amino. Hormon hipotalamus berbeda dari hormon-hormon lainnya bukan hanya karena kecil, namun juga karena jarak tempuhnya dalam tubuh. Hormon biasanya bergerak ke daerah yang jauh dari kelenjar tempat ia dihasilkan menuju organ-organ yang ditentukan. Namun, hormon hipotalamus mencapai kelenjar pituitari hanya dengan menembus pembuluh kapiler setebal beberapa milimeter. Hormon ini tak pernah memasuki sistem peredaran umum.
Hipotalamus menghasilkan hormon yang mengaktifkan kelenjar pituitari, dan saat dibutuhkan, menghasilkan juga hormon yang menghentikan kelenjar pituitari di saat yang tepat sehingga tak melepaskan hormon tertentu. Dengan cara ini, hipotalamus mengatur sepenuhnya kegiatan kelenjar pituitari.

2. KELENJAR PITUITARI ( KELENJAR HIPOFISA )
Kelenjar pituitari adalah sekerat daging kecil berwarna merah jambu sebesar kacang buncis, dengan berat setengah gram dan dihubungkan ke hipotalamus dalam otak oleh sebuah batang. Berkat hubungan inilah, pituitari menerima perintah dari hipotalamus untuk menghasilkan hormon yang diperlukan.
Kelenjar pituitari sebesar buncis ini berpengaruh besar pada tubuh manusia dan menunjukkan fungsi yang mengagumkan sehingga telah (dan masih) menjadi bahan penelitian ilmiah selama bertahun-tahun. Sekerat daging kecil ini telah menerima banyak perhatian di dunia ilmiah. Kelenjar pituitari juga dikagumi karena sifat-sifatnya yang luar biasa. Misalnya, kelenjar pituitari disebut sebagai “dirijen orkestra endokrin (hormon)”. Kelenjar ini juga dipuji sebagai “kelenjar utama”. Pada saat yang sama, kelenjar pituitari juga dikenal sebagai sebuah “keajaiban biologi yang luar biasa”.
Kelenjar pituitari berhak menerima pujian-pujian ini karena ke-12 hormon berbeda yang dihasilkannya dan kendali yang dilakukannya terhadap sistem hormon. Kelenjar ini tidak saja menghasilkan hormon yang mempengaruhi sel-sel jaringan tertentu, tetapi juga mengatur kerja kelenjar-kelenjar hormon lain yang jauh letaknya.
Jika kita mengingat bahwa kelenjar hormon adalah organ yang mengatur kegiatan sel-sel di dalam tubuh dengan memberi perintah tertentu, pentingnya kelenjar pituitari kian jelas. Karena tak berhenti memberikan perintah ke berbagai sel di dalam tubuh, kelenjar pituitari juga memberikan perintah pada kelenjar-kelenjar hormon yang lalu meneruskan perintah itu ke sel-sel lain dalam tubuh. Dengan demikian, pituitari berfungsi sebagai pemimpinnya para pemimpin.
Misalnya, pituitari mengirimkan perintah pada kelenjar tiroid saat pelepasan hormon tiroid dibutuhkan. Dengan cara yang sama, pituitari memberikan perintah pada kelenjar adrenal, zakar di tubuh laki-laki, serta indung telur dan kelenjar susu pada tubuh perempuan.
Sebuah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari dirancang agar sesuai dengan tempatnya melekat di sel tujuan. Namun, tidak ada sel pituitari yang pernah melihat kelenjar hormon ke mana pesan dikirim. Sel-sel pituitari tak mungkin mengetahui rancangan reseptor pada sel-sel yang membentuk kelenjar adrenal. Ini dapat disetarakan dengan seseorang yang pergi menuju sebuah rumah ribuan kilometer jauhnya di negara lain, yang lalu menemukan diri di depan pintu yang belum pernah dilihatnya, namun memiliki sebuah anak kunci yang cocok dengan gemboknya saat pertama dicoba. Bagaimanakah sel yang membentuk kelenjar pituitari dapat mengetahui cara membuat anak-anak kunci yang sesuai dengan gembok-gembok yang belum pernah sel-sel itu lihat?
Hal penting lainnya adalah tak boleh terjadi kesalahan dalam sistem ini. Jika anak kunci yang dibuat tak dapat membuka pintu yang dituju (yaitu, jika hormon yang dihasilkan tidak melaksanakan fungsinya di daerah yang ditetapkan), terjadilah kematian. Misalkan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari tak bekerja pada kelenjar adrenal, tubuh tidak dapat bertahan.
HORMON-HORMON YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR PITUITARI
Kelenjar pituitari terdiri atas dua bagian: kelenjar depan (anterior) dan belakang (posterior). Setiap bagian menghasilkan hormon berbeda.

1. KELENJAR PITUITARI DEPAN
Kelenjar pituitari depan menghasilkan enam hormon berbeda yang fungsinya telah tertentu. Sebagian hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut “hormon tropik”. Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon.
Hormon yang merangsang kelenjar endokrin/hormon lain (tropik):
1.Hormon perangsang tiroid (TSH)
2.Hormon perangsang kelenjar adrenal (ACTH, hormon adrenokortikotropik)
3.Hormon perangsang folikel (FSH)
4.Hormon Luteneizing (LH).
Hormon-hormon yang bekerja pada jaringan tubuh (non-tropik)
1.Hormon pertumbuhan (GH)
2.Hormon prolaktin (PRL).

2. KELENJAR PITUITARI BELAKANG
Bagian belakang kelenjar pituitari adalah tempat menyimpan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan yang sesuai, hormon-hormon ini dilepaskan dengan perintah dari hipotalamus. Hormon-hormon itu adalah:
1.Vasopresin (hormon antidiuretik)
2. Oksitosin
Hipothalamus, hipofisa ( pituitary ), gonad dan plasenta merupakan kelenjar endokrin reproduksi, kelenjar ini akan bekerja sama secara konser dan membuat suatu putaran interkoneksi yang dikenal sebagai poros Hipothalamus-hipofisagonadal (Iman dan Fahriyan, 1992). Pada Hipothalamus bagian median eminentia dan preoptik diduga Gonadotropin Releasing Factor (GnRH) diproduksi oleh sel-sel neuron endokrin setelah mendapat rangsangan dari CNS, GnRH ditransportasikan melalui Hipothalamus-hipophyseal portal system menuju kelenjar pituitari anterior (Ganong, 1980). Pelepasan GnRH dari terminal syaraf dan median eminence ke dalam hipophyseal portal darah merupakan sinyal neuroendokrin untuk terjadinya proses ovulasi (Karch et al., 1992). GnRH akan menstimulasikan sel-sel gonadotrpoh kelenjar pituari untuk mensekresikan follikel Stimullating Hormon (FSH) dan Luteiinizing Hormon (LH). GnRH, FSH dan LH akan dilepaskan dengan lonjakan-lonjakan tertentu (Intervet, 1998), FSH dan LH akan bekerja pada sel target dari gonad. FSH akan menstimulasikan sel-sel granulosa untuk memfasilitasi proses oogenesis dan bertanggungjawab atas perkembangan dan pematangan folikel, LH berfungsi menstimulasikan sintesa androstenedion dari kolesterol, dan selanjutnya dikonversi ke dalam testosteron, pada sel-sel granulosa terjadi aromatisasi estradiol-17ß dibawah pengaruh FSH membentuk Estrogen (Intervet, 1998).
Hormon ataupun target organ memiliki suatu homeostatik feedback sistem, dimana semua mekanisme hormon diatur oleh sekresi hormon itu sendiri (Ganong, 1980; Intervet, 1998). Estrogen dapat menyebabkan feedback positif terhadap Hipothalamus dn pituari anterior, yakni kadar estrogen meningkat akan menyebabkan peningkatan sekresi GnRH, demikian pula akan terjadi peningkatan kadar gonadotropin dari pituitari anterior.
PMSG merupakan hormon ganadotrophin yang dihasilkan oleh plasenta dengan aktivitas biologik menyerupai FSH dan LH (Bindon dan Piper, 1982). PMSG memiliki aktivitas biologis ganda, yaitu serupa dengan FSH dan LH sehingga sering disebut Gonadotrophin sempurna. Pengaruh yang ditumbulkan oleh PMSG antara lain : (1) merangsang pertumbuhan follikel; (2) menunjang produksi estrogen ; (3) ovulasi ; (4) luteinisasi; dan (5) merangsang sintesis progesteron pada ternak yang dihipofisektomi. Waktu paruh biologis PMSG adalah panjang 40-125 jam (Iman dan Fahriyan, 1982 ; Hafez, 2000). PMSG sebagai glikoprotein yang terdiri atas sub unit  dan ß dengan kadar karbohidrat tinggi, yakni kadar asam sialat yang dapat mengakibatkan waktu paruh PMSG cukup panjang dibandingkan dengan gonadotropin lainnya. (Bindon dan Piper, 1982 ; Reeves, 1987 ; Hafez, 2000 ). PMSG dengan dosis tunggal melalui intramuskuler cukup untuk menimbulkan ovulasi berganda (Jillella, 1982).

HORMON PERTUMBUHAN
Hormon pertumbuhan dilepaskan dari kelenjar pituitari dan mempengaruhi semua sel yang ada dalam tubuh. Setiap sel mengetahui arti dari pesan yang dikirim kepadanya dari kelenjar pituitari. Sesuai dengan pesan ini, ia tumbuh atau berkembang biak. Contohnya, jantung bayi yang baru lahir berukuran sekitar seperenambelas ukuran jantung manusia, namun jumlah sel seluruhnya dalam jantung bayi sama dengan jantung orang dewasa. Dengan berkembangnya tubuh, hormon pertumbuhan mempengaruhi setiap sel jantung. Setiap sel berkembang sesuai dengan perintah yang diberikan kepadanya oleh hormon pertumbuhan. Akibatnya, jantungnya tumbuh menjadi jantung dewasa.
Perkembangbiakan sel-sel syaraf berhenti saat janin berusia enam bulan dan masih tinggal dalam rahim ibu. Sejak saat itu hingga lahir dan sejak lahir hingga dewasa, jumlah sel-sel syaraf tetap sama. Hormon pertumbuhan memerintahkan sel-sel syaraf memperbesar ukurannya. Saat masa pertumbuhannya berakhir, sistem syaraf telah mencapai bentuk akhir.
Sel-sel lain dalam tubuh (misalnya, sel-sel otot dan tulang) membelah dan berkembang biak selama masa pertumbuhan. Lagi-lagi hormon pertumbuhanlah yang mengabari sel-sel ini berapa banyak harus membelah.
Sel-sel yang terletak di sebuah daerah kecil memastikan pembelahan teratur trilyunan sel-sel lain. Namun, tak mungkin sel-sel ini mengamati tubuh manusia dari luar untuk menentukan seberapa besar tubuh harus tumbuh dan kapan harus berhenti tumbuh. Sel-sel tak sadar, dalam kegelapan tubuh, bahkan tanpa mengetahui apa yang dilakukannya, menghasilkan hormon pertumbuhan (dan berhenti menghasilkannya) saat diperlukan. Sistem sempurna telah diciptakan untuk mengendalikan setiap tahap pertumbuhan dan pelepasan hormon ini.
Merupakan salah satu keajaiban lagi bahwa hormon pertumbuhan memerintahkan sejumlah sel untuk meningkatkan ukurannya dan memerintahkan yang lain untuk berkembangbiak dengan pembelahan karena hormon-hormon yang mencapai setiap jenis sel serupa satu sama lain. Hormon pertumbuhan mengeluarkan perintah untuk tumbuh; bagaimana pertumbuhan tersebut dapat terjadi tercatat dalam sel..
Namun, satu hal yang sangat penting adalah kenyataan bahwa hormon pertumbuhan mempengaruhi sebagian besar sel-sel tubuh. Jika sejumlah sel mematuhi hormon pertumbuhan dan yang lain tidak, akibatnya adalah bencana. Misalkan, sel-sel jantung mematuhi perintah hormon pertumbuhan, tetapi sel-sel tulang iga menolak menggandakan diri dan tumbuh, apa yang akan terjadi? Jantung yang sedang tumbuh akan tersesak dalam rongga dada yang terlalu kecil dan mati. Atau, tulang hidung tumbuh namun kulit di atasnya berhenti tumbuh, tulang hidung akan merobek kulit sehingga terbuka. Keselarasan pertumbuhan otot, tulang, kulit dan organ-organ lainnya dijamin oleh ketaatan setiap sel pada hormon pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan juga memberikan perintah bagi perkembangan tulang rawan di ujung-ujung tulang. Tulang rawan ini seperti keadaan bayi baru lahir yang belum terbentuk; jika tulang ini tak tumbuh, bayi tak dapat tumbuh. Di sini, sel-sel menyebabkan tulang tumbuh menurut arah panjangnya, tetapi bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa tulang harus tumbuh ke arah tersebut? Jika tulang tumbuh ke samping, tungkai tak akan memanjang; bahkan bisa merobek kulit dan akan tampak. Namun, segalanya sudah direncanakan dan rencana ini tertulis dalam inti setiap sel.
Kenyataan menakjubkan lainnya tentang hormon pertumbuhan adalah kapan ia dilepaskan dan berapa jumlahnya. Hormon pertumbuhan dilepaskan dalam jumlah yang tepat dan pada saat masa pertumbuhan paling giat. Hal ini amat penting karena jika jumlah yang dilepaskan lebih atau kurang dari yang dibutuhkan, hasilnya tak akan seperti yang diinginkan. Jika terlalu sedikit hormon yang dilepaskan, kekerdilan terjadi, dan jika terlalu banyak, gigantisme (pertumbuhan raksasa) terjadi.
Maka, karena alasan itu, sebuah sistem yang sangat khusus telah diciptakan untuk mengatur jumlah hormon yang dilepaskan dalam tubuh. Jumlah hormon yang dilepaskan ini ditentukan oleh hipotalamus, yang dikenal sebagai pengatur kelenjar pituitari. Pada waktu yang tepat untuk pelepasan hormon pertumbuhan, hipotalamus mengirimkan “hormon pelepas hormon pertumbuhan” (GHRH) ke kelenjar pituitari. Dan saat sudah terlalu banyak hormon pertumbuhan dilepaskan ke dalam darah, hipotalamus mengirimkan sebuah pesan (hormon somatostatin) ke kelenjar pituitari dan memperlambat pelepasan hormon pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan tak hanya dilepaskan dalam masa perkembangan, namun berlanjut sampai dewasa. Dalam keadaan demikian, Anda akan berharap manusia akan terus tumbuh dan menjadi berukuran raksasa. Tetapi, hal ini tak terjadi. Saat manusia mencapai ukuran tertentu, sel-selnya tak lagi membelah dan tumbuh. Para ilmuwan masih belum mengetahui mengapa ini terjadi. Diketahui bahwa berkat sistem yang sangat khusus, sel-sel diprogram agar tidak lagi membelah dan tumbuh setelah masa tertentu.
Tidak begitu sulit untuk memahami betapa pentingnya trilyunan sel bersamaan berhenti membelah dan tumbuh pada waktu yang tepat. Jika beberapa sel tak berhenti membelah seperti sel-sel lainnya, hasilnya akan mengerikan. Misalkan, jika sel-sel mata terus-menerus membelah dan menggandakan diri setelah kelompok-kelompok sel lain berhenti, mata akan tersesak dalam rongganya dan pecah.
Pada usia dewasa, hormon pertumbuhan terus memberikan pengaruh pada beberapa sel khusus dan merangsang sel-sel ini agar membelah dan menggandakan diri. Pembelahan sel ini tidak lagi menyebabkan pertumbuhan tubuh, namun untuk memperbaiki dan memperbaharui tubuh. Misalnya, sel-sel kulit dan sel-sel darah merah terus-menerus membelah sehingga tubuh kita mendapatkan 200 juta sel baru setiap menitnya. Sel-sel ini menggantikan sel-sel lama dan rusak. Dengan cara ini, jumlah keseluruhan sel tetap sama.
Hormon pertumbuhan memiliki rancangan khusus yang menghasilkan sejumlah faktor yang dimanfaatkan dalam pembelahan dan pertumbuhan sel. Untuk terjadinya pembelahan dan pertumbuhan sel, terlebih dulu penting bahwa sel-sel itu memperbesar ukuran, yang hanya mungkin terjadi melalui peningkatan jumlah protein. Oleh karena itu, hormon pertumbuhan ini berfungsi khusus mempercepat produksi protein dalam sel.
Diketahui bahwa produksi protein terjadi sebagai hasil suatu proses yang rumit. Para ilmuwan baru dapat memahami sebagian unsur luar dalam proses ini setelah bertahun-tahun penelitian. Untuk menghasilkan sebuah molekul bagi peningkatan kegiatan sistem ini, penting sekali mengetahui semua seginya.
Hormon pertumbuhan bukan saja memastikan percepatan sintesis protein, tetapi juga memastikan bahwa bahan dasar dalam jumlah yang dibutuhkan bagi maksud itu masuk ke dalam sel. Bahan utama yang dibutuhkan sintesis protein adalah asam-asam amino, senyawa-senyawa penyusun protein. Seolah mengetahui informasi ini, hormon pertumbuhan merangsang sel membran agar menerima lebih banyak asam amino. Untuk mempercepat sintesis protein, metabolisme sel harus dipercepat dan, hingga kini, hormon pertumbuhan bekerjasama dengan hormon-hormon lainnya. Hormon tiroid yang dilepaskan selama masa pertumbuhan mempercepat kegiatan metabolisme sel. Agar semuanya terjadi, satu hal sangat penting lainnya yang dibutuhkan adalah tenaga. Bahkan jika semua sistem yang telah kita sebutkan sejauh ini sempurna, semua itu tak berguna tanpa sumber tenaga. Tanpa tenaga, proses pertumbuhan tak dapat terjadi. Tetapi, tubuh manusia telah direncanakan dengan sangat sempurna sehingga kebutuhan ini juga telah tersedia. Selain semua fungsi rumit ini, hormon pertumbuhan menjalankan satu lagi tugas yang amat penting. Hormon ini memastikan pelepasan molekul lemak agar bercampur dengan darah. Dengan cara ini, setiap molekul akan berfungsi sebagai sumber bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan sel akan tenaga.

HORMON PROLAKTIN ; Hormon ini dilepaskan oleh kelenjar pituitari yang merangsang kelenjar susu dalam payudara perempuan sehingga menghasilkan susu.

HORMON OKSITOSIN; Hormon ini dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan dalam kelenjar pituitari belakang.Saat diperlukan, oksitosin dilepaskan oleh
kelenjar pituitari ketika menerima rangsangan syaraf dari hipotalamus. Fungsinya termasuk mengerutkan saluran susu.
Selain perannya dalam pembentukan susu, hormon oksitosin memiliki tugas lain. Hormon ini memastikan terjadinya kerutan otot rahim saat persalinan sehingga memperlancar proses persalinan. Saat persalinan, produksi oksitosin meningkat cepat. Pada saat yang sama, otot rahim mengembangkan kepekaan terhadap hormon oksitosin. Di waktu proses persalinan, sebagian perempuan diberi suntikan oksitosin untuk membantu mengatasi rasa sakit dan mempercepat proses itu.
Agar produksi oksitosin wajar, sel-sel yang membentuk hipotalamus harus mengetahui semua unsur yang terlibat dalam proses persalinan yang terjadi di tempat yang jauh darinya. Sel-sel ini harus mengetahui bahwa persalinan adalah proses sulit dan bahwa otot rahim harus dikerutkan agar menekan si bayi keluar. Selain itu, sel-sel harus mengetahui bahwa diperlukan produksi kimiawi untuk mendorong kerutan ketegangan otot rahim, dan harus mengetahui rumus kimia yang benar.

KERJA HORMON PROLAKTIN DAN OKSITOSIN
Hormon yang mengaktifkan kelenjar susu dalam payudara ibu, sebagaimana dikemukakan, adalah hormon prolaktin yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari. Pada masa-masa awal kehamilan, faktor-faktor tertentu menekan pelepasan prolaktin.
Menghentikan produksi prolaktin sangat penting, sebab bayi belum lahir, produksi susu ibu tak dibutuhkan. Hipotalamus dalam otak melepaskan sebuah hormon yang mencegah produksi prolaktin. Hormon ini, dikenal sebagai PIH (Prolactin Inhibiting Hormon — hormon penekan prolaktin), memperlambat produksi prolaktin atau, dengan kata lain, menjadi rem.
Estrogen, sebuah hormon dihasilkan semasa kehamilan, memastikan bahwa rem digunakan dengan memproduksi PIH. Saat bayi dilahirkan, jumlah estrogen yang dilepaskan berkurang, yang berarti juga mengurangi jumlah PIH. Dengan cara ini, produksi prolaktin perlahan-lahan dimulai dan mengaktifkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu. Saat bayi mengisap susu, sel-sel syaraf di payudara ibu mengirim rangsangan syaraf ke hipotalamus. Rangsangan ini mempengaruhi dan memastikan hipotalamus agar membuang rem bagi prolaktin. Lewat cara ini, produksi prolaktin meningkat dan kelenjar susu dirangsang agar menghasilkan susu
Sejak persalinan, reseptor tertentu dirancang di payudara ibu untuk mengenali refleks isapan bayi. Indra reseptor ini terhubung lewat jalur-jalur neuron — mirip kabel-kabel listrik di sebuah bangunan — ke organ lain yang jauh, yaitu, daerah hipotalamus di dalam otak. Jadi, sebuah sistem khusus telah diciptakan untuk mengabari hipotalamus bahwa refleks isapan bayi telah bekerja. Namun, dari tak terhitung kemungkinan di dalam tubuh manusia yang terdiri dari daging dan tulang, isyarat-isyarat
Syaraf ini bergerak ke arah yang tepat. Isyarat-isyarat tak terhubung secara kebetulan ke pusat penglihatan di otak, lambung, atau usus; isyarat-isyarat ini terhubung ke tempat yang benar-benar tepat: hipotalamus.
Saat menerima isyarat-isyarat listrik itu, sel-sel hipotalamus memulai pekerjaan yang dibutuhkan demi menghasilkan ASI. Namun, sel-sel ini tak berkecerdasan atau kesadaran sendiri. Sel-sel ini tak mungkin mengetahui bahwa isyarat-isyarat itu datang dari payudara ibu atau bahwa sel-sel ini telah dikabari tentang refleks isapan bayi dan, oleh karena itu, bahwa ASI harus dilepaskan; sel-sel ini tak mungkin mengetahui bahwa sebuah fungsi penting dalam produksi ASI telah diserahkan kepada sel-sel ini, atau bahwa sel-sel ini harus meningkatkan produksi prolaktin untuk mengaktifkan kelenjar susu.
Dengan kekuatannya sendiri, bayi tak dapat mengisap susu dari puting semudah minum dari botol; susu harus bergerak dari kelenjar susu ke puting.
Hormon oksitosin memastikan terjadinya kerutan otot di sekitar saluran susu, menggerakkan susu dari kelenjar susu ke puting yang mudah dicapai oleh bayi saat disusui.

HORMON ANTIDIURETIK
Ada indra-indra khusus di daerah hipotalamus di otak yang disebut osmoreseptor. Indra ini mengukur jumlah cairan di dalam darah Anda setiap saat sepanjang hidup. Jika menganggap bahwa jumlah cairan di dalam darah turun, osmoreseptor segera bertindak.
Pada saat sel-sel sensor hipotalamus mendeteksi turunnya kadar cairan darah, reaksinya sangat cerdas. Ia menggunakan sebuah hormon kurir (penyampai pesan) yang sangat khusus (hormon antidiuretik, ADH) yang tersimpan dalam kelenjar pituitari. Pesan ini tertulis dalam sel-sel yang mengelilingi jutaan tabung renik dalam ginjal. Pesan dikirimkan kepada sel-sel ini, memerintahkan sel-sel agar menyimpan molekul-molekul air dalam air seni.Berkat sistem komunikasi ini, sel-sel ginjal menyaring sejumlah besar molekul air di dalam air seni dan mencampurnya lagi dengan darah. Akibatnya, jumlah air seni berkurang dan cairan dalam tubuh kembali ke kadar tertentu.Dalam hal kita meminum terlalu banyak air, prosedur kebalikannya terjadi. Saat kadar cairan di dalam darah meningkat, indra-indra di hipotalamus memperlambat pelepasan hormon ADH. Saat itulah penyerapan cairan di ginjal menurun. Jumlah air seni meningkat dan jumlah cairan di dalam darah tetap seimbang.Salah satu sifat hormon ADH adalah kemampuannya mengerutkan pembuluh darah sehingga menyebabkan kenaikan tekanan darah. Inilah sistem jaminan keamanan yang dirancang sangat baik dan satu lagi bukti nyata bahwa manusia diciptakan secara khusus. Agar sistem pengamanan ini berfungsi, sebuah rencana yang menyeluruh telah dijalankan. Di serambi atas jantung dan dalam pembuluh vena yang menuju jantung, peranti-peranti khusus telah diletakkan untuk mengukur tekanan darah.
Kabel-kabel (syaraf) peranti-peranti ini terhubung ke kelenjar pituitari. Saat tekanan darah normal, peranti ini terangsang dan terus-menerus mengirimkan isyarat-isyarat listrik ke kelenjar pituitari untuk mencegah pelepasan hormon ADH. Saat pituitari menerima isyarat dari reseptor-reseptor di jantung dan pembuluh vena, artinya semuanya baik-baik saja.
Pada kasus perdarahan hebat, seseorang kehilangan banyak darah, dan jumlah darah dalam vena menurun. Sebagai akibatnya, tekanan darah menurun, satu keadaan yang berbahaya.
Saat tekanan darah turun, isyarat yang dikirimkan ke kelenjar pituitari dari reseptor di jantung dan pembuluh vena terputus, menyebabkan kelenjar pituitari dalam keadaan siaga dan melepaskan hormon ADH. Hormon ADH segera membuat otot di sekitar pembuluh vena mengerut sehingga menaikkan tekanan darah.

HORMON-HORMON YANG DAPAT MENGATUR WAKTU DAN MENGHASILKAN PERBEDAAN DI ANTARA KEDUA JENIS KELAMIN
Kita semua memiliki jam biologis dalam diri kita—ini menyatakan bahwa terdapat sejumlah jam renik (mikroskopik) di berbagai bagian tubuh kita yang disetel untuk mengatur waktu. Salah satu jam renik ini ada di daerah hipotalamus di dalam otak.
Salah satu daerah hipotalamus di otak telah menunggu selama bertahun-tahun sejak saat hari kelahiran untuk menjalankan fungsi yang sangat khusus ini. Pada waktu yang tepat, yakni, saat tibanya perubahan dari anak-anak ke dewasa, sebuah jam weker berbunyi di hipotalamus. Ini menandakan bahwa hipotalamus harus memulai sebuah tugas baru.
Sebenarnya, para ilmuwan menggunakan perbandingan dengan jam untuk menggambarkan proses ini dengan cara yang lebih mudah dimengerti. Tentunya, tiada jam di hipotalamus, namun membandingkannya dengan jam adalah cara terbaik untuk menggambarkan bagaimana sel-sel telah menunggu bertahun-tahun agar dapat bertindak di saat yang tepat. Dengan membunyikan alarm, hipotalamus melepaskan hormon GnRH khusus. Hormon ini mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari untuk menghasilkan dua hormon: hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon Luteinizing (LH).
Kedua hormon ini berfungsi sangat khusus dan berkemampuan menakjubkan. Keduanya memulai proses pembedaan dan perkembangan fisik tubuh laki-laki dan perempuan. Hormon FSH dan LH telah dirancang untuk bertugas di daerah tempat perubahan akan terjadi dan bekerja seolah-olah mengetahui dengan baik apa yang harus dilakukan.
Di dalam tubuh perempuan, homon FSH menyebabkan pematangan dan perkembangan telur di indung telur dan memastikan pelepasan hormon estrogen yang sangat penting di daerah ini.
Hormon FSH dilepaskan di dalam tubuh laki-laki berdasarkan rumus yang sama, namun akibat yang dihasilkannya benar-benar berbeda; hormon ini merangsang sel-sel di dalam zakar dan mengawali produksi sperma.
Di dalam tubuh perempuan, hormon LH memastikan bahwa telur yang mulai dewasa dilepaskan dan bahwa sebuah hormon lain yang disebut progesteron dilepaskan.
LH melakukan berbagai fungsi di dalam tubuh laki-laki. Hormon ini merangsang sekelompok sel tertentu di dalam zakar yang disebut sel-sel leydig dan memastikan terjadinya pelepasan testosterone.

3. Glandula Thymus
Jika dipergunakan definisi tidak mempunyai saluran keluar untuk mengalirkan zat yang dihasilkannya, kelenjar thymus dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini. Thymus terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga usia pubertas. Setelah usia pubertas kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut T-lymphocyte. Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memory atau ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal (termasuk sel kanker).Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak diri dan menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem proteksi tubuh atau sistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler. Efek serupa terjadi juga melalui mekanisme pembentukan zat anti (humoral immune system) oleh B-lymphocyte. Dari penjelasan ini thymus tidak termasuk dalam kelenjar endokrin. Walaupun tidak mempunyai saluran keluar, termasuk dalam sistem imun tubuh.

4. GIandula Thyroid (Tiroid)
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan pada kasus lain karena tumor. Kadang-kadang tiroid agak membesar pada wanita menjelang saat menstruasi. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung; banyak keringat dan berat badan turun; serta mata menonjol seperti ikan koki. Untuk memeriksa aktivitas produksi hormon thyroid, disamping memeriksa kadar thyroxin darah dapat juga diperiksa dengan menggunakan radio-isotop. Pada pasien yang bersangkutan diberi iodium radioaktif dan dilihat bagaimana kelenjar tiroid menangkap zat tersebut. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule. Tidak semua pembesaran tiroid berbahaya karena tidak otomatis meningkatkan produksi hormon. Yang perlu diperhatikan adalah pembesaran yang teIjadi ke arah rongga dada karena dapat menekan jalan napas (trachea) dan esofagus (jalan makan). Tepat di belakang kelenjar tiroid terdapat serabut saraf yang antara lain mengurus otot penggerak pita suara (n.recurrens).Salah satu risiko pembedahan kelenjar tiroid adalah terpotongnya serabut saraf ini, yang dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara sehingga suara menjadi serak berbisik. Walaupun sulit dan kecil kemungkinannya, keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan menyambung saraf yang terputus itu. Pada operasi kelenjar tiroid kulit leher dipotong melintang dan tidak dijahit, tetapi dijepit. Dengan teknik ini dikurangi kemungkinan adanya tanda-tanda bekas operasi. Pada setiap operasi, seorang ahli bedah akan berusaha mengurangi bekas yang terlihat dari luar, tetapi pada orang tertentu tumbuhnya jaringan ikat di bekas luka tak dapat dihindarkan. Jaringan yang tumbuh itu dinamakan keloid.

5. Glandula Parathyroid (paratiroid)
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, beIjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu terjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah.

6. GIandula Suprarenalis
Kelenjar suprarenalis dinamakan juga kelenjar adrenal terdiri daribagian pinggir (cortex) dan tengah (medulla). Bagian cortex menghasilkan hormon pengatur keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh (adrenocorticotrophichormone, ACTH) dan vital untuk kehidupan. Bagian medulla menghasilkan adrenalin dan juga merupakan bagian dari sistem simpatis. Kelenjar suprarenal juga menghasilkan sex-hormone dalam jumlah sedikit.

7. GIandula Pancreas (palaa langerhans)
Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya menghasilkan hormon insulin dan glucagon. Kedua hormon ini mengatur kadar dan penggunaan glukosa dalarn darah. Gangguan produksi hormon insulin mengakibatkan terjadinya penyakit diabetes mellitus. Adakalanya seseorang sangat sensitif terhadap karbohidrat atau gula. Makan karbohidrat menyebabkan peningkatan produksi insulin sehingga yang bersangkutan akan kekurangan gula. Sebagai akibatnya, ia akan makan kembali dan reaksi yang saran akan berulang. Lambat laun orang itu akan menjadi gemuk karena terus makan dan kadar gula darah naik karena memang konsumsi gula terlalu banyak dan insulin yang dikeluarkan tak dapat mengimbanginya. ltu salah satu mekanisme terjadinya penyakit diabetes yang sangat beragam. Ada juvenile diabetes yang biasanya merupakan penyakit turunan, ada juga adult onset diabetes yang baru muncul sesudah usia di atas 40 tahun.

8. Gonad
Gonad yang terdiri dari testis pada laki-laki dan indung telur (ovary) pada wanita menghasilkan hormon seks pria atau wanita. Pada setiap laki-Iaki dan wanita sebenarnya terdapat hormon seks wanita dan pria bersama-sama, dihasilkan oleh gonad dan kelenjar suprarenal. Pada wanita keseimbangannya terletak pada hormon wanita yang lebih banyak dan pada laki-Iaki pada hormon laki-laki. Pada laki-Iaki yang dikebiri (sunat kejantanan) pengaruh hormon seks laki-Iaki, akan hilang dan pengaruh hormon seks wanita akan menonjol. Salah satu akibat hormon seks laki-Iaki dan wanita, di luar pengaruh terhadap fungsi seksual itu sendiri, adalah dalam pertumbuhan lapisan lemak tubuh. Hormon testosterone membantu terbentuknya jaringan otot yang baik, sedangkan hormon estrogen pada wanita membantu tumbuhnya jaringan lemak. Kepala botak pada pria (male pattern baldness) merupakan akibat hormon seks pria, seperti juga tumbuhnya jerawat.